Friday, October 13, 2006

untuk cintaku

Kamu membuatku bingung akan sikapmu,sampai aku jatuh cinta padamu
kuterikat pada janji dan semua harapan dan keinginan yang kita ciptakan
ketika, kamu menghancurkan hatiku untuk pertama kalinya
tetapi aku dapat menghadapinya,memaafkan dan berani merendahkan diri untuk cinta

memang sangat sulit untuk menemukan alasan
aku hanya bisa menerka kapan musim akan berganti
meskipun terkaan itu mungkin sesuatu yang indah...
aku juga menerka kau akan meyakinkan diriku dan datang padaku...
menjelaskan bahwa kau memang tidak mengenalku dan butuh mengenal lebih dalam lagi..
maka,maaf dan janji muncul kembali

jika kamu berfikir cinta itu buta,
tidak kah apa yang kau lihat pada diriku adalah garis sempurna?
aku sangat terkejut kala kau melepaskan diri dari tangan dan pelukku walau sesaat
dimana setiap waktu kamu akan menyandarkan tubuhmu
tidakkah kamu berfikir bahwa setiap waktu aku bisa menjagamu dan membelaimu
kala menangis dan kala kau sangat membutuhkanku
tetapi semua bukan yang kau inginkan dariku..tidak aku, tidak pula diriku ini

akhirnya cerita akan berlalu tanpamu
dan tiada yang dapat kuperoleh akhirnya mengenai cinta yang kutanam
tetapi kehancuran hatiku lambat laun mungkin akan berkurang dan menghilang
meski aku tetap sangat bisa merasakan nya jika kenangan muncul kembali

kala pintu baru mu terbuka, aku akan menutup kembali pintu itu
dan jika kau dan jiwamu kutemukan kembali,
mungkin kamu tidak akan pernah mendapatkanku lagi

akhirnya kau berkata padaku,semua janjimu dan harapan atas diriku,
semua misteri yang tidak pernah kupercayai kembali,
tidak akan membuatku menangis kembali....
semua peristiwa yang telah terjadi telah kupelajari dan kupahami
segala sikap dan sifatmu telah kutahu dan kukenal...
meskipun pilihanmu akhirnya bukan aku
aku tidak akan sakit untuk kedua,ketiga atau kesekian kalinya....!!!
untuk cintaku,,,...

CORETAN ISENG

KETIKA CINTA DATANG...
SULIT UNTUK MENCARI KESEIMBANGAN.
KUTERSESAT DITENGAH CINTA..
KARENA HARUS MEMUTUSKAN ANTARA LOGIKA DAN PERASAAN
KARENA PERASAAN ADALAH PENGGERAK PIKIRAN
DAN LOGIKA ADALAH PENGGERAK KEHIDUPAN..!!!

"Hampir setahun!"

Benar sekali kalau banyak orang mengatakan bahwa waktu tidak berjalan. Waktu memang tidak berjalan, tapi … terbang. pagi ini, saat alunan musik terdengar lirih memenuhi kubus-kubus yang mulai ditinggalkan penghuninya, saya kembali teringat sesuatu.

Rasanya baru kemarin pagi yang biru itu datang. januari, seperti lagu yang kondang lewat Glenn Friedly rasanya tak tepat dijadikan latar untuk bulan pembuka tahun ini

Sedih? Jangan ditanya. Hampir satu tahun buat saya bukan waktu yang pendek. Jadi, ketakutan akan sesuatu yang buruk sempat hinggap dalam pikiran saya.
Tadinya saya pikir, setelah jalinan kisah kami usai, antusiasme saya pada pacaran akan berkurang. Nyatanya tidak. Rasa cinta saya itu masih saja tetap.

Tadinya saya pikir mendengarkan Coldplay membuat hati saya disayat sembilu. Ah, nyatanya tidak. Hari ini saya singgah ke toko kaset di sebuah Mal dekat kantor. Membeli album terbaru mereka, X&Y, dan tak sabar mendengarkan suara merdu Chris Martin.

Tadinya saya pikir bertemu lagi dengannya akan membuat hari-hari saya kembali berwarna...
Tadinya saya pikir mendengarnya telah menemukan tambatan hati yang baru akan membuat hati saya retak, dan akhirnya tinggal serpihan-serpihan kecil. Nyatanya tidak.
Malam di mana ia bercerita tentang perempuan manis yang saat ini mengisi hatinya ternyata tidak menjadi malam yang sangat berat.

Tadinya saya pikir, hidup saya akan berhenti dan saya akan terisak terus menerus begitu saya melihat kepingan-kepingan memori; kemeja kotak-kotak, t-shirt putih dipadu dengan jeans, toko buku, kost-kost an itu, bunga matahari kering…. dan penanda yang lain. Untunglah tidak. Karena saya tahu, hidup saya tak akan berhenti.

dia memang sempat menjadi pusat kenyamanan. Tapi ada hidup selain dia. Deadline yang harus dipenuhi, kesalahan penayangan, membuat janji temu dengan klien, bertemu sahabat setelah jam kantor.

Ada hidup selain dia. Tagihan telepon seluler yang harus dibayar, langganan koran dan majalah yang mesti dilunasi, dana untuk taksi dan angkutan umum untuk ke sana dan ke mari, uang cuci untuk si mbak, sekian persen dari gaji untuk ditabung.

Ada hidup selain dia. Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Wajah-wajah baru. Langit biru. Pasir putih. Ada keluarga dan sahabat.

Ya… ada hidup selain dia. Pasti. Dan, malam ini saya tersenyum. Saya telah melalui hari demi hari setelah pagi biru, di januari itu … tanpa harus mematahkan hati.

"Jendela Hati"

Seseorang menaruh hati di jendela kamarku. Waktu itu, pagi belum pergi betul. Sinar matahari jatuh ke dalam kamarku. Mulanya sedikit, tapi lama kelamaan, sekawanan sinar itu berebut masuk, menerobos kaca jendela, lalu jatuh ke karpet biru, ke selimut, ke bantal penyangga kepalaku, ke Bergson-boneka anjing coklat. Dan sialnya, sebaran sinar itu juga jatuh ke wajahku. Tidur pun terputus.

Ada hati di jendela kamarku. Kutemukan saat rasa ingin tahu menyergapku. Sinar di pagi yang belum pergi betul itu terlihat lain. Lebih teduh. Bergerak, kudekati jendela. Ada hati di sana. Di luar jendela kamarku. Seseorang menaruhnya sedemikian rupa, supaya hati itu tidak terjatuh.

Siapa yang menaruhnya di situ? Hati di jendela kamarku…

“Oh, kau terlambat bangun pagi ini rupanya. Kalau kau terjaga saat sinar matahari belum sebanyak ini, kau mungkin akan mendapatinya di sana, ya… seseorang yang menaruh hati itu di jendela kamarmu,” tutur laki-laki tua pemilik kebun, tak jauh dari rumahku.

Aku berpapasan dengan laki-laki pemilik kebun saat menyusuri setapak, dengan memegang erat hati itu. Wajahku yang seperti mencari sesuatu membuat laki-laki tua itu berhenti sejenak dari pekerjaannya, menyiangi rumput, dan menyapaku.

“Kau masih bisa menemukan orang yang menaruh hati di jendela kamarmu itu, ikuti jalan setapak ini hingga ke ujungnya, dari situ kau akan temukan rumah kecil, tidak, jangan takut tersesat, rumah dengan tujuh pohon pinus itulah tempat ia tinggal,” ucap laki-laki tua itu.

sseorang.? Hati di jendela kamar.? Tujuh pohon pinus.?

Kuikuti saran laki-laki tua pemilik kebun. Berjalan hingga ujung jalan setapak menuju rumah dengan tujuh pohon pinus.

Itu dia. Aroma rumput basah menyambutku. Tak lama kemudian, harum pinus menyergap indera penciumanku. Harum itu makin kuat saat sosoknya bergerak mendekatiku. seseorang dengan harum hutan pinus …

“Ah, sampai juga kau ke mari,” ujarnya, tersenyum.

“Apakah kau yang meletakkannya? Hati ini, aku ingin mengembalikannya,” jawabku, membalas senyumnya.

“Mengapa kau kembalikan?,” tanyanya.

“Hati ini ada di jendela kamarku saat pagi belum pergi betul, bukan milikku, kupikir seseorang pasti mencarinya,” kataku.

“Tidak. Aku sengaja meletakkannya di situ. Hati itu untukmu. Apakah kau tidak menyukainya?”.

Aku terdiam, dia dengan harum hutan pinus itu seharusnya tak bertanya seperti itu. Tahukah ia, saat pertama kali kulihat ada hati di jendela kamarku, dan seseorang menaruhnya di sana, yang tergambar dalam pikirku hanyalah… aku ingin dia dengan harum hutan pinus itulah yang melakukannya. Hanya ia dan bukan yang lainnya.

“Mengapa terdiam. Kau menyukainya?” ia mengganti pertanyaannya.

Ada selarik senyum di wajahku.

“Ya,” jawabku, singkat.

“Aku akan melakukannya setiap hari. Menaruh hati di jendela kamarmu. Kalau kau suka, tolong jangan kembalikan hati ini lagi padaku, aku sengaja melakukannya…

ia memberi jeda pada kalimatnya,

untukmu…. “.

Thursday, October 12, 2006

Another Day oF ...?

Saya seperti berada dalam labirin dan lalai meninggalkan remah roti untuk jalan pulang…

Telah saya coba beragam cara. Menonton, berjalan di tengah rintik hujan, mengagumi sore, makan siang dengan sahabat, minum milk shake cokelat, menelusuri Pasar Festival, ke toko buku, menyambangi toko kue dengan aneka tart kecil yang lezat, membaca dalam hening, bangun tidur lebih siang, mencoba Bus Way Blok M-Kota dan Kota-Blok M, berlama-lama di Disc Tarra, menghabiskan siomay Menteng, mendengarkan musik, duduk di sudut dengan es kacang merah di TIM, naik bus B2 Grogol-Pasar Baru… aktivitas yang membuat hidup menjadi lebih berwarna.

biasanya hal-hal kecil itu bisa menepis galau. kenapa kali ini semua tidak berfungsi?

Saya seperti berada dalam labirin dan lalai meninggalkan remah roti untuk jalan pulang…

Episode biru ini… sejak kapankah? yang saya tahu tidak ada lagi suara di rapat redaksi. ide-ide seperti menguap. sudah beberapa edisi terbit tanpa artikel panjang. mulai ketinggalan kartu nama dan terbengong dengan suksesnya saat mendekati sumber di satu acara. dan kartu pers? dimanakah gerangan? mengobrak-abrik meja dan menemukannya tertimbun di tumpukan kertas kerja. kembali ke kantor karena satu atau dua pernak-pernik yang tidak terbawa dalam ransel. saya juga kehilangan produsen tawa. seorang teman baik terkena imbas dari ketusnya ucapan yang keluar dari mulut.

Episode biru ini… sejak kapankah? pastinya sejak beberapa bulan belakangan ini. tapi saya selalu menyimpannya rapi, membungkusnya dengan tawa, memolesnya dengan senyum, memastikan tidak terjadi apa-apa dalam hidup.

tapi perasaan kosong terkadang menyelusup pelan. tak bisa saya bendung. perasaan yang saya sendiri kesulitan menggambarkannya. saya memilih untuk tidak berbagi, menelannya kembali dan merasakan pahit di ujung lidah.

tadi malam, saya terjaga. sunyi. rupanya saya terlelap sejenak di tengah antologi cerpen perempuan “seorang perempuan yang jatuh cinta pada laut”, setelah meletakkan kacamata di tempatnya dan mematikan ponsel, saya kembali sulit terpejam.

duduk. sendiri. episode biru. perasaan kosong. es krim. butiran kacang. nyanyian hujan. dan… saya mengijinkannya jatuh, butiran bening, menggigit bibir agar tidak menuai isak. saya tak ingin membangunkan seisi rumah. tangis tanpa suara, lirih, ritmis.

Saya seperti berada dalam labirin dan lalai meninggalkan remah roti untuk jalan pulang…

yang saya ingat kemudian adalah membasuh muka, menyucikan diri dan bersimpuh di alas biru. hanya saya dan DIA. tak perlu berkata-kata, DIA paham yang ada di benak saya. dalam dekapan malam, setengah berbisik saya mengucap pelan… “Tuhan tolong beri saya kekuatan”

"Memenuhi undangan dunia MiMpi"

Ransel hitam menunggu di sudut. Isinya beraneka ragam; bekal perjalanan ke dunia mimpi. Sebatang coklat untuk bekal di jalan, topi pelindung kepala dari udara dingin, sebotol air mineral dalam botol kecil, apel merah. mmm… apalagi ya? Oh ya, sayap, hampir saja tertinggal. Sayap membantu saya terbang, tinggi, melintas awan….

Beberapa hari yang lalu sepucuk surat undangan dalam amplop putih bersih datang ke meja kerja, saat saya sedang terpaku di depan komputer; melukis seraut wajah dengan sebentuk senyum; dan membayangkan apa yang dilakukannya sekarang. Seekor merpati terbang mendekat, kepakan sayapnya meninggalkan harum semerbak, merpati cantik itu menjatuhkan amplop di dekat jambangan bunga matahari. Setelah menatap saya dengan binar mata yang lembut, merpati terbang kembali… menunaikan tugasnya mengantar undangan ke dunia mimpi untuk yang lain.

Ada nama saya di amplop itu, lengkap dengan hari dan tanggal serta jam keberangkatan. Ajaib; pikir saya. Undangan untuk berkunjung ke mimpinya… dia yang sedang memenuhi ruang kecil di benak saya, dia yang bayangnya menari kala merpati datang mendekat, laki-laki dengan semburat senja yang tak pernah kering.

Dan saya pergi… menuju dunia mimpi, memenuhi undangannya. Terbang dengan kecepatan penuh, menembus pekatnya malam. Tibalah saya di pintu gerbang dunia mimpi. Setelah menyerahkan amplop putih bersih, seorang petugas mimpi mendampingi saya.

“Mari… lewat jalan ini,” wajah petugas mimpi memancarkan rona kebaikan menunjuk ke lorong panjang dengan lentera di sisi kanan dan kiri. Ucapannya lembut, senyum tak pernah tanggal dari parasnya yang tenang. Sebelum masuk ke pintu mimpi, selembar kertas disodorkan pada saya.

“Aku ingin dia hadir disini. Gadis yang selalu mencintai senja dengan binar mata yang hidup. Saat dia menceritakan mimpinya ada sejuta asa disana; dia sumur kebahagiaan. Gelak tawanya sumber kekuatan. Saat-saat bersamanya adalah kepingan masa yang selalu menarik untuk diputar kembali.”

Deretan kata-kata itu yang membuat saya sampai kemari. yang menggerakkan merpati datang menjatuhkan sepucuk amplop putih bersih. yang menghadirkan sayap dan mengantarkan saya terbang tinggi… melintas awan.

“Saat manusia mengucap dalam harap, dengan keyakinan yang membalut, kami akan mencatatnya, mempertimbangkan, hingga akhirnya mengundang apa yang dikehendaki si pengucap ke dunia mimpinya. dan laki-laki itu mengucap dengan penuh harap, membalutnya dengan keyakinan, hingga kami merasa perlu mengundangmu mengunjungi mimpinya,” ucap petugas mimpi seraya meraih tangan saya.

Kaki saya melangkah pelan, menuju mimpinya. dalam kabut tipis saya melihatnya terbaring, nafasnya teratur, tidur yang damai…. ada segumpal haru dalam dada, tahukah ia saya merindukannya dalam diam.

Saya mendekat, mengusap anak rambutnya dengan pelan. “Apa kabar sayang”. Mencium harumnya melempar saya ke nuansa merah jambu… selaksa kebahagiaan bersemayam disana. Nuansa merah jambu yang malam itu dihadirkan kembali. Kami bersisian di rembang petang, melihat angin memainkan anak rambutnya. membicarakan banyak hal, dia tertawa, saya tergelak. Sesekali saya memeluknya dari belakang… Yang pasti sepanjang mimpi, kelingking kami bertautan.

Petugas mimpi memberi tanda; waktu hampir habis. betapa waktu seperti roda yang putarannya begitu cepat saat disampingnya.

aku pergi. baik-baik disini

dia mengangguk.

Setelah meninggalkan kecup hangat di kedua lengkung alisnya, kaitan di jari kelingking kami melonggar.

Saya terus memandangi pintu mimpinya… melihatnya tertidur dengan helaan nafas yang teratur. terus memandangi pintu mimpinya hingga jarak menjauh dan pintu mimpi itu mengecil. Petugas mimpi mengantarkan saya hingga tepat di depan pintu gerbang dunia mimpi.

“Sampaikan padanya saya begitu menyayanginya, tolong saat harapannya terucap, kalian sudi mencatatnya, dan kirim kembali merpati ke meja saya, saya akan datang lagi ke mimpinya,” tutur saya pada petugas mimpi sebelum beranjak dari pintu gerbang dunia mimpi. Petugas mimpi tersenyum. cahaya di matanya menandakan ia merekam permohononan saya.

Bukan tak mungkin. saat fajar merekah, dia… dengan latar langit sore selekas hujan terbangun dan mendapati harum saya masih tertinggal disana.

Satu undangan untuk sebuah perjalanan mimpi yang ranum telah saya lewati. pendar keemasan yang terpancar dari tubuhnya masih melekat saat saya kembali ke bumi. harum yang saya curi juga tertinggal disini. meski hanya sesaat, berjalan bersisian bersamanya dalam mimpi membiaskan rasa nyaman di hati.

saat kalian dipenuhi perasaan rindu. ucapkanlah dalam harap dan balutlah dengan keyakinan. Petugas mimpi akan mencatatnya; mengirim merpati ke orang-orang yang kalian inginkan untuk hadir; dan tunggu… sayap dari petugas mimpi akan membantu mereka terbang, melintasi samudera, menerobos ruang dan waktu, menjumpai kalian dalam satu mimpi yang indah

Friday, October 06, 2006

"Endapan Hati..!"

Hatiku menjinjit diam-diam biar gak ketauan
Mengendap-endap dalam jalan kegelapan
Kadang mengerikan tapi rasanya mengasyikkan

Hatiku menjinjit diam-diam biar gak kedengeran
Degupnya yang kencang memekikkan
Karena terjatuh pada ketinggian

Ssttt…
Kalau menjinjit jaga keseimbangan
Gak enak kan kalo kesakitan
Apalagi sampai butuh perawatan
Begitu pesan seorang kawan…

Kutanyakan pada hatiku
Sampai kapan kau mampu menjinjit begitu
Tidak lelahkah ? tidak capek ? Hhhh…

Hatiku tetap menjinjit tanpa peduli
Pada bunyi , pada ngeri, pada kenduri
Semoga saja suatu hari dia tegap berdiri..

"Kalo Jodoh juga nanti balik Lagi..!!"

Abis baca jurnal seseorang yang membuat gue jadi mikirin soal BUKAN JODOH..alias GAK JOD…

Apakah berakhir dengan pernikahan berarti sudah pasti JODOH ?? kalo MBA (Married By Accident) ? jodoh jugakah ?? … terus, bulan lalu kalo gak salah, pernah ngobrol juga sama sahabat dekat, bahwa dia percaya jodoh itu bisa sampe 3 – 4 kali… Hahhh ? spontan Hahhh lah gue… dan terus bertanya (sempet nanya ke temen juga) : emang iyah gitu, jodoh bisa 3 sampe 4 kali ??

Tapi tadi pagi kayanya gue dapet sedikit jawabannya.. pas iseng nyalain YM, even invis..eh taunya ada temen cewek gue yang baru aja merit untuk ke-3 kalinya, jadilah gue ngoceh ngucapin selamat dan bla..bla..bla… sampe akhirnya gue nanya..”laki ketiga lo kek apa sih?” ..dikasihlah linknya…waduhhhhhhhh..cakep amat Yak..hehehehe…

Tapi bukan itu lah yang mau gue bahas..(kata temen gue ngegosipnya besok ajah..soalnya dia jg buru2 mau pergi tadi)…

See … dia aja bisa merit ampe 3 kali… anaknya udh 2 dari 2 suami yang berbeda… tapi sumpah gue masih gak percaya kalo jodoh emang bisa 3 sampe 4 kali… kalo dua kali mungkin gue masih percaya..hehehehe.. sama aja boong yak.. ya sud lah.. JOD or GAK JOD..semua urusan TUHAN YME

Keep on looking for a True Love and your own destiny, friends


GAK JODOH

Waktu aku sangat menginginkanmu
Kamu tidak menginginkanku
Kamu lebih memilih berdua dengannya

Saat ini, waktu kamu sangat menginginkanku
Aku tidak menginginkanmu
Aku lebih memilih berdua dengannya

"Katanya Cinta?!"


Katanya Cinta… tapi kok nikah sama yang lainnya ?

Hehehehehe, sepenggal Tanya dari seorang sahabat.. yang membuat gue pun ikutan berpikiran dan kepikiran tepatnya (as usual..dasar tukang mikir sih gue..kekeke ).

Heran yah, kalau dua pasang manusia bertemu dan merasa saling mencinta, tapi pada akhirnya gak seatap-serumah juga… yang lebih klisenya lagi adalah alasan “Nyokapnya dia gak setuju / gak suka” .. Hhhh.. dari taun ke taun ke taun..masih ini dan ini juga yang gue denger..

Gue tau kok kalo ngelawan orang tua itu emang gak boleh, durhaka katanya.. tapi, bukankah seorang anak itu titipan yang Maha Kuasa, yang alias mempunyai hak atas pilihannya sendiri.. walaupun, sering alasan orang tua itu pasti kuat dan selalu ingin yang terbaik untuk buah hatinya..tapi kan balik lagi ke Alam Rasa yang bernama CINTA.. yang gue yakin mereka pasti pernah mengalaminya, Jatuh Cinta, Saling Cinta, lalu berjanji setia… Rite ?? Sooo, kenapa harus mereka menghalangi buah hatinya untuk mengalami hal yang sama seperti mereka ?

Atau mungkin alasan itu Cuma buat jadi alasan pacarnya temen gue ajah ya biar bisa pisah sama temen gue ?? tapi temen gue masih dengan PeDenya kok ngomong kalo pacarnya tuh Cinta ma dia, tapi kenyataannya pacarnya dah merit tuh ma orang lain.. what kind of real world is this ?

Buat gue pribadi, kalo emang lo ngerasa Cinta, kalo emang lo ngerasa lo udah nemuin belahan hati lo alias SOULMATE, terus kenapa gak lo PERJUANGIN ?

setinggi2nya gunung es, pasti es itu bisa leleh juga.. setegar2nya batu karang, pasti bisa terkikis juga.. dan gak ada Macan yang makan anaknya.. (kalau emang alesannya nyokap or keluarga lo)

kenapa gak mau perjuangin Cinta ? karena ada yang bilang “Cinta gak harus memiliki ? Hah ?” .. BASIIII, kuping gue selalu basi ngedenger alesan ini..

Fiuhhh… mulai agak2 tegang nih topiknya… huehehehehe… gue tau kalo dah ngomongin soal CINTA mah, emang gak pernah sebentar dan bahkan takkan pernah usai.. itulah kenapa gue bilang ALAM RASA, karena di ALAM RASA, lo bisa ngerasain apa itu Kesedihan, Kesenangan, Cemburu, Memiliki, Rindu, Benci, Kehilangan, dan masih banyak lagi (correct me if I’m wrong)…

So, Friends… Just give me any kind of reason, untuk tidak memperjuangkan Cinta

Mantan adaLah Sejarah


XX = “Gimana sih sebenernya perasaan kamu sama si ZZ ? “

YY = “Loh ? kenapa nanyanya gitu ? aku udah gak ada perasaan apa2 kok sama dia..!”

XX = “Dulu…kalo kamu masih nyebut2 nama dia, mungkin aku bisa ngerti, karena kalian baru aja pisah… tapi..knp skrg jd sering kesebut2 lagi nama dia?”

YY = “Begitu yahh ? tapi aku Cuma mau dia tau, kalau perasaan itu bukan untuk dimain2in.. dia yang bilang dirinya orgnya jujur lah, gak suka basa-basi lah, cinta sejatinya Cuma satu lah (alias mantannya)..ehhh, taunya..enak aja nyayangin orang udh kaya ngoleksi DVD satu season… “

XX = “Tuh kan… kenapa ya aku masih mendengar nada kekecewaan atau aku mikirnya malah kamu masih punya perasaan JELES sama dia yang lagi deket sama org yang kamu kenal juga.. Hhhh”

YY = “Oh gosh… please understand.. I don’t have any kind of feeling, anymore! Maafin aku kalo kamu ngerasanya jadi kaya gitu..but, I swear aku udah gak ada perasaan apa2 lagi..Titik !”

Hihihihi… ya begitulah sebagian percakapan sahabatku yang kudengar, pas dia lagi berduaan ma pacarnya.. (gak maksud nguping loohhh, tapi emang kedengeran…huehehehehe )

Jadi inget, yang namanya ngomongin mantan or masa lalu emang paling gak enak yak..tapi namanya juga sejarah.. mana bisa diapus atau dibuat baru..sejarah tetep aja sejarah, bukan ?? tapi sihh gue mah percaya kalo sahabat gue emang udh beneran kagak ada rasa lagi ama mantannya yang tukang koleksi DVD itu..hahahahahaha

Thursday, October 05, 2006

Pilihan dan Kesempatan ...?!

Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat,
Itulah kesempatan.

Ketika kita bertemu dengan seseorang yang
membuatmu tertarik,
Itu bukan pilihan, itu kesempatan.

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan,
Itupun adaah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang
tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya,
Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang
walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan.

Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih
banyak orang lain
Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya
daripada pasanganmu
Dan tetap memilih untuk mencintainya,
Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik,
Datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.
Pilihan yang kita lakukan.

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada.
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang
Yang diciptakan hanya untukmu.
Tetapi tetap berpulang padamu
Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin
Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau
tidak...

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa
kita,
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa
kita,
Adalah pilihan yang harus kita lakukan.

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang
yang sempurna untuk dicintai
TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak
sempurna dengan cara yang sempurna.