Saturday, March 26, 2005

Sebutir Debu

sebutir debu yang kau milikidi ujung matamu yang selalu menyiratkan kegelisahan dan kehampaan.
suatu hari saat aku memandang matamu dan kau mengalihkan pandangan ke arah yang berbeda, aku menemukan sebutir debu itu.
begitu jelas dan itu membuatmu nampak seperti debu, menyatu jiwamu dengan debu yang ringan dan terkadang di abaikan.
"di matamu ada debu yang menempel"
kau diam dalam keheningan, dalam sorot mata yang masih menyiratkan kegelisahan namun terasa hampa.
"kamu tidak merasa terganggu?"
dia diam"biarkan aku mengambilnya"
matanya bergerak perlahan memandangku dan dia memejamkan matanya,
debu itu masuk kedalam matanya yang dalam
dan masuk dalam peredaran darahnya yang dalam
dan akhirnya kini benar-benar menjadi bagian dari jiwanya yang dalam.
aku tercenung, tak memahami jiwa yang dimilikinya.
"debu itu kini milikku, aku kini menjadi debu."ujarnya perlahan, matanya memerah.
"aku adalah sebutir debu"sesaat setelah dia mengatakan itu mendadak dia tak terlihat lagi olehku,
yang kulihat adalah sebutir debu yang melayang-layang dan tak tentu arah mencari tempat baru untuk menempel.
terdengar bisikan lirih,"akulah debu, akulah yang terabaikanaku hanya ingin melayang-layangaku hanya ingin mencari tempatku di duniaaku jangan kau singkirkan aku jangan kau hempaskanaku hanya ingin tempatkutempatku sendiri"aku tercekat,
mendengar suara yang selama ini mungkin jauh lebih terdengar di dalam hatinya.
aku melangkah perlahan, gontai seperti debu yang melayang-layang itu, mencari tempatku yang selama ini begitu sulit aku temukan.
apakah aku sebutir debu juga?

No comments: